Oleh: Venny Aprianti
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak menular melalui kontak langsung dan tidak disebabkan oleh infeksi akut. PTM meliputi kondisi jangka panjang yang memerlukan perawatan berkelanjutan, seperti hipertensi, serta cedera dan masalah kesehatan mental. Penyakit ini berkembang perlahan, dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan perilaku, dan biasanya bersifat seumur hidup. WHO mengklasifikasikan PTM sebagai penyakit kronis yang memerlukan terapi jangka panjang (Adnyana et al., 2023).
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah meningkat, yang bisa menimbulkan gejala yang beragam pada setiap orang. Seringkali, gejalanya tidak spesifik atau mirip dengan penyakit lain.
Risiko hipertensi dapat dibagi menjadi dua kategori: faktor yang tidak dapat diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan faktor genetik, serta faktor yang dapat diubah, seperti obesitas, merokok, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi garam berlebihan, gangguan metabolisme lipid, konsumsi alkohol, serta tekanan psikososial dan stres (Luh et al., 2020).
Gejala tekanan darah tinggi seperti pusing, sakit kepala, dan mimisan bisa dialami oleh semua orang, tetapi penderita hipertensi >140/90 mmHg juga sering mengalami sesak napas, kesulitan tidur, dan wajah pucat (Avelina & Natalia, 2020). Penderita hipertensi perlu kontrol rutin dengan dukungan aktif keluarga untuk menjaga tekanan darah normal. Keluarga berperan penting dalam perawatan kesehatan dan memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga (Nisak & Daris, 2020).
Menurut data dari WHO untuk Asia Tenggara, hipertensi merupakan beban kesehatan yang signifikan, dengan estimasi lebih dari 245 juta orang berusia di atas 30 tahun mengalami tekanan darah tinggi (Singh, 2023). Laporan terbaru dari WHO tahun 2021 memperkirakan bahwa 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun menderita hipertensi. Dari jumlah tersebut, 46% tidak menyadari kondisi mereka, 42% telah didiagnosis dan menerima pengobatan, dan 21% memiliki hipertensi yang terkontrol. Target global adalah mengurangi prevalensi hipertensi sebesar 33% antara 2010 dan 2030 (Hypertension, WHO, 2023).
Satu dari tiga orang mengalami hipertensi, dengan satu dari sepuluh juga menderita diabetes. WHO mencatat hipertensi meningkatkan risiko stroke (51%) dan penyakit jantung koroner (45%). Di Indonesia, prevalensinya 31,7% (Fatrida, 2023). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2022, kasus hipertensi tertinggi di Kabupaten Bangka (65.223) dan terendah di Kabupaten Belitung Timur (27.997). Pada 2022, Dinkes Kabupaten Bangka melaporkan 7.793 penderita hipertensi usia >15 tahun, 75.6% terlayani. Kabupaten Bangka memiliki 12 Puskesmas, termasuk Puskesmas Belinyu. Pada 2023, hipertensi adalah penyakit terbanyak di Puskesmas Belinyu, menempati peringkat pertama dengan 5.869 kasus (70,92%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 responden yang berusia 15 – 59 tahun yang datang berobat di Puskesmas Belinyu pada Bulan Juni 2024. diketahui bahwa usia, jenis pekerjaan, pengetahuan dan Peran tenaga kesehatan memiliki hubungan dengan kejadian Hipertensi. menurut asumsi peneliti, Usia yang lebih tua cenderung memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi karena proses penuaan yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskular. hal tersebut dibuktikan dengan 96 responden distribusi frekuensi umur paling banyak yaitu kategori umur beresiko 76 orang (79,2%). Oleh karena itu, kelompok usia lebih tua menunjukkan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi di Puskesmas Belinyu.
Pekerjaan yang melibatkan stres tinggi, kurangnya aktivitas fisik, atau paparan faktor risiko lain seperti merokok atau pola makan yang buruk dapat berkontribusi pada peningkatan angka hipertensi. Pekerjaan dengan tuntutan fisik atau mental yang berat dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 57 responden (59,4%) yang mengalami hipertensi memiliki pekerjaan kategori pekerjaan berat.
Kurangnya pengetahuan mengenai gaya hidup sehat, pengelolaan tekanan darah, dan faktor risiko hipertensi dapat menyebabkan individu tidak melakukan tindakan pencegahan atau perawatan yang diperlukan. Pengetahuan yang rendah tentang hipertensi dapat berkontribusi pada tingginya angka hipertensi karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya kontrol dan pengelolaan kondisi ini. Keterbatasan dalam peran dan peran tenaga kesehatan, seperti kurangnya edukasi, pemantauan rutin, atau intervensi preventif, dapat mempengaruhi tingkat hipertensi. Jika tenaga kesehatan tidak cukup aktif dalam memberikan informasi atau mendukung pasien dalam pengelolaan hipertensi, maka prevalensi hipertensi dapat meningkat. Untuk itu diharapkan pihak puskesmas belinyu dapat melakukan edukasi dan penyuluhan kesehatan, intervensi berbasi pekerjaan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan, pemantauan dan evaluasi dan kampanye kesadaran akan kesehatan.
Referensi:
Adnyana, I.M.D.M. et al. (2023) Epidemologi Penyakit Tidak Menular.
Avelina, Y. and Natalia, I.Y. (2020) ‘Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien hipertensi yang sedang menjalani pengobatan hipertensi di desa lenandareta wilayah kerja puskesmas paga’, VII(1).
Fatrida, D. (2023) ‘Penyuluhan Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Petaling Tahun 2022’, 2(4), pp. 459–465.
Hardiyanti, T., Wahab, S., Muliana, H., & Sepriana, E. (2022). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Pusri Palembang Periode Oktober 2019-Maret 2020. JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, 2(2), 34-40.
Luh, N. et al. (2020) ‘Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Usia Dewasa’, 5(1), pp. 61–73.
Muliana, H., Azzahra, N., & Adil, F. D. (2024). Pola Pengobatan dan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antihipertensi pada Pasien Lanjut Usia. JURNAL LANTERA ILMIAH KESEHATAN, 2(1), 1-8.
Nisak, R. and Daris, H. (2020) ‘Peran aktif keluarga dalam mengendalikan penyakit hipertensi’, 1(1), pp. 49–53.
Profil Kesehatan Dinkes Kabupaten Bangka (2022).
Profil Kesehatan Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2022).
Profil puskesmas belinyu (2023).
Singh, P.K. (2023) Hari Hipertensi Sedunia. Available at: https://www-who-int.translate.goog/southeastasia/news/speeches/detail/worldhypertension-day2023?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc.